Minggu, 07 Juni 2009

23 Desember 2008 adalah hari yang sangat kami nantikan, para seminaris karena hari itu kami mulai liburan akhir tahun. Aku sendiri sangat menantikan hari ini karena malam harinya aku akan kembali ke tempat asalku yang sudah sangat lama aku nantikan dan hal yang sangat penting bahwa aku akan bertemu orang tuaku setelah kurang lebih enam bulan kami telah berpisah. Dan akhirnya perjalanan liburanku pun dimulai.
Setelah aku melewati perjalanan yang begitu panjang akhirnya akupun tiba di daerah yang sangat aku rindukan, Tana Toraja, tempat aku dibesarkan. Aku merasa sangat senang bertemu dangan orang tuaku, apalagi kami telah berpisah sekian lama. Aku mulai berbagi pengalama, bercanda, tertawa kembali bersama mereka. Aku sangat bangga bahwa aku telah membuat mereka sangat bangga pada diriku dengan melihat sangala perubahan besar yang terjadi padaku, terutama lewat nilai-nilai yang telah kudapatkan dengan usahaku dan juga adlm bentuk kehidupan rohani yang telah kudapatkan dan akupun disuruh untuk mengajari mereka beberapa pelajaran rohani yang telah aku terima dan aku dapatkan. Sedikit aku ingin menceritakan sebuah refleksi tentang perjalanan hidupku yang aku bacakan bagi keluargaku :
Awalnya aku tak mengerti apa yang sedang kuhadapi. Segala bentuk rintangan, hambatan, dan tantangan terjadi padaku. Apakah aku harus mengikutinya ? sebagai manusia biasa aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa terus berjalan menghiantari sang waktu.
Terkadang aku berhenti, berdiam di suatu waktu tertentu karena hambatan dan rintangan yang kuhadapi yang hanya menyusahkanku. Sering aku berfikir untuk melawan semua itu, tapi sering juga aku hanya bisa berfikir namun tidak melakukannya. Aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu agar bantuan datang dan menolaongku. Aku hanya terpaku pada bantuan orang lain. Setelah bantuan datang aku kembali berdiri dan kembali berjalan menapaki sang waktu. Sering aku melupakan segala bantuan orang yang datang padaku, aku sangat mementingkan diriku dari pada orang lain.dangan semua itu, aku kembali berhenti pada suatu waktu tertentu dengan masalah baru. Kemudian aku kembali menunggu datangnya bantuan lagi. Namun, karena keegoisanku tidak ada satupun yang ingin menolongku. Aku hanya bisa berpasrah pada takdirku. Aku mulai merenung dan aku mendapatkansuatu makna dalam permenunganku, yaitu suatu perubahan. Saat itu aku mulai mengingat Tuhan-ku dan mengakui kesalahan dan kebodohanku pada-Nya, dengan iklas dan tanpa berfikir panjang Ia mengampuniku dan dengan kekuatann-Nya ia menggendongku keluar dari masalah yang kuhadapi.
Sekarang aku sadar bahwa aku tidak berjalan sendirian, aku berjalan bersama orang-orang di sekitarku, dan Tuhanlah yang menuntun, menolong, dan menemaniku dalam perjalanan hidupku.
Sering aku bertanya mengapa aku harus memikul salib penderitaankuk sandiri ? Kemudian Tuhan mengajakku melihat penderitaan Yesus, yang Ia lakukan untukku. Sejenak aku berfikir mungkin seharusnya penderitaan yang kuaalami sama yang dialami Yesus, namun karena-Nya salibku menjadi lebih ringan. Karena-Nya dosaku diampuni, karena-Nya salibku menjadi ringan karena-Nya aku bisa hidup dengan nyaman, dan kare-Nya aku mendapatkan jaminan masuk kedalam dumah Bapa-ku di surga.

Inilah kesimpulan yang kubuat, dan kupetik dari segala pengalaman hidup yang aku rasakan. Sepanjang liburan aku mengerjakan ini dan saat tahun baru 2009 aku ingin membacakannya di depan keluargaku namun waktu tidak mengijinkan. Orang tuaku terlalu disibukkan dengan banyak urusan, aku sempat khawatir bahwa dengan itu semua mereka akan melupakan Tuhan. Namun aku salah, mereka tidak mungkin melakukan itu semua. Itu dapat mereka dibuktikan dengan perbuatan merekasaat mengantarkanku kembali ke seminari. Saat itu di depan mobil kami terjadi kecelakaan sebuah keluarga, dengan bercucuran darah orang tua saya tidak peduli dan pergi menolong mereka walaupun kami harus kembali dan mengantarkan keluarga itu sampai
ke rumah mereka. Aku sangat bangga pada orang tuaku, ditengah kesibukan mereka mereka tidak lupa akan Tuhan. Dan aku berharap aku akan menjadi seperti mereka. Tuhan tolonglah aku, agar aku tidak lupa akan Dikau.

Tidak ada komentar: